Jumat, 16 November 2012

Kasus Masalah Sosial - Tawuran antar pelajar


Oke postingan gue kali ini masih dengan hal yang berbau sosial, kalau sebelum nya gue menceritakan hanya secara garis besarnya saja, maka dari itu izinkan sekarang gue curhat garis terusan nya hingga membentuk baris dan kolom. Disini gue akan memberikan contoh gambaran atau kasus masalah sosial yang sering melanda indonesia. Sekali lagi gue tegaskan bahwa biang keladi penyebab yang membuat masalah - masalah sosial ini ialah siapa lagi kalau bukan kita sendiri, sebagai makhluk sosial. Masalah sosial kerap kali terjadi di negara ini, karena jumlah penduduknya yang makin lama semakin banyak , tetapi tidak diikuti dengan kesadaran akan adanya norma - norma yang berlaku. Membuat masalah tersebut sebetulnya gampang, tetapi mengatasi masalah nya bukan main susahnya, tak semudah membalikkan telapak tangan.

 

Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi. Salah satu masalah sosial yang berhubungan dengan kriminalas yang belum berhasil diatasi karena terus mengakar dari dahulu adalah tawuran. Yap Tawuran, ntah itu tawuran antar kalangan pelajar maupun masyarakat dewasa. Tawuran bak tradisi masyarakat indonesia, bahkan sejak zaman nenek nya kakek gue masih demen ngompol di celana kata tawuran tersebut sudah membooming. Memang kalau sudah semacam tradisi dari tahun ke tahun seperti itu sulit sekali untuk diberantas, jangankan sampai 'akar' nya, baru sampai 'batang' nya saja sudah sukar sekali. Kalaupun sudah tercabut pasti bakal tumbuh lagi.. Tawuran itu merupakan masalah sosial yang ditimbulkan oleh dua atau lebih kelompok yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan orang yang tergabung dalam masing - masing kelompok tersebut yang kemudian saling serang. Pemicu tawuran tersebut dapat beraneka ragam, seperti bermula saling ejek antara 2 orang yang berlainan sekolah kemudian perlahan mengadu ke teman - teman nya lalu akhirnya tensi semakin memanas, hingga puncaknya terjadilah peristiwa tawuran itu. Nah ini dia kasus tawuran yang sangat heboh antar pelajar, yaitu antara siswa sman 70 Jakarta dengan sman 6 Jakarta yang baru terjadi akhir - akhir ini yang hingga menewaskan 1 orang.




PENDIDIKAN - PENDIDIKAN
Senin, 24 September 2012 , 16:47:00

JAKARTA - Konflik antarpelajar SMAN 6 dan SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan nampaknya tak pernah berakhir. Siang ini, Senin (24/9) sejumlah siswa dua sekolah tersebut kembali tawuran di Bulungan. Akibat aksi ini, seorang siswa SMAN 6, Alawi harus meregang nyawa setelah disabet senjata tajam oleh pelajar yang diduga dari SMA 70 tepat di belakang Blok M Plaza, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Peristiwa ini bermula ketika sekitar 20 pelajar dari SMAN 70 datang dan menyerang 15 siswa SMAN 6 yang akan bermain futsal. Penyerangan ini terjadi saat jam pulang sekolah. Alawi dan teman-temannya saat itu sedang berkumpul di sebuah tempat nongkrong terkenal di Jakarta Selatan.

"Tadi lagi nongkrong di Sevel, tiba-tiba diserang," jelas Faruq, teman Alawi.

Diserang tiba-tiba, para pelajar itu tak bisa berbuat banyak. Termasuk  Alawi yang tak bisa menghindari sabetan senjata tajam pelajar SMAN 70. Ia mengalami luka serius di bagian dada.

Faruq mengaku setelah melihat Alawi terkapar bersimbah darah, ia dan teman-temannya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Kebayoran Baru. Namun nyawa Alawi tak dapat diselamatkan.

"Lukanya kena sabetan di sekitar dada, kayaknya kena celurit," sambungnya.

Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Resort Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat selain satu tewas, terdapat juga dua korban luka lainnya. Diduga dua korban terkena lemparan batu. Ia belum menyebutkan identitas dua korban itu.

"Peristiwanya sangat cepat, begitu mereka menyerang dan langsung bubar," tuturnya.

Saat ini, kata Wahyu, pihaknya sedang melakukan penyelidikan latarbelakang kasus pembunuhan tersebut, termasuk memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian.

Dari berita di atas, bisa dilihat betapa sadis nya anak pelajar zaman sekarang, seorang siswa yang seharusnya terpendidik justru mempunyai sifat brutal seperti itu. Ironisnya para siswa tersebut justru berasal dari sekolah elit atau favorit di Jakarta. Tawuran antar pelajar memang sudah tidak lagi menjadi hal yang jarang terjadi di kota - kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Fenomena ini bisa terjadi karena dilatar belakangi  banyak hal, dimulai dari hal sepele hingga hal yang besar.  Masalah yang sering terjadi pada umumnya Masalah yang sering terjadi pada umumnya adalah tindakan vandalisme di fasilitas umum ataupun pribadi, saling meledek ketika di angkutan umum, perselisihan pendapat dan bahkan hanya sekadar iseng untuk mencari kesenangan semata. Apakah hal tersebut pantas untuk dijadikan kesenangan ? Tidak. Memang hal yang memacu adrenalin sangat menyenangkan untuk dinikmati, tapi banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan jika ingin menikmati hal-hal yang 'berbahaya'. Kelogisannya, keuntungan dan kekurangannya, resikonya dan banyak hal lain yang seharusnya dipikirkan terlebih dahulu sebelum menikmati kesenangan yang memacu adrenalin. Sejujurnya disini peran orang tua, guru, pihak sekolah, pemerintah sangat dibutuhkan sekali. Kebanyakan orang tua tak mempedulikan apa saja yang dilakukan anaknya sewaktu di sekolah, inilah akibatnya karena kurangya perhatian dari orang tua.




Berikut ini adalah beberapa penyebab serta Solusi tentang tawuran antar pelajar yang semakin menjadi - jadi :

·        Perhatian Orang Tua

Mungkin ini adalah suatu tindakan kecil yang sangat berdampak besar pada gejolak jiwa seorang anak. Tapi bagi gue ini adalah suatu yang sangat berharga besarnya bagi pribadi seorang anak, selain untuk menuntun anaknya mengarah ke jalan yang lebih baik, tapi juga menenangkan hati maupun jiwa sang anak. Yap, kurangnya perhatian yang diberikan orangtua kepada anaknya seringkali membuat jiwa seorang anak terguncang. Menjadikan keinginan anak untuk mengekspresikan perasaannya menjadi melenceng. Hal seperti inilah yang kemudian  menyebabkan konflik di dalam kejiwaan seorang anak. Tetapi Berlebihnya perhatian orangtua juga dapat menyebabkan keinginan seorang anak untuk berontak, meskipun hal tersebut masih bergantung pada lingkungan tempat main atau sekitarnya yang biasa disinggahi oleh sang anak. Maka untuk itu, peran orangtua disini sangatlah penting untuk mengurangi keinginan sang anak untuk berontak. Berikanlah kasih sayang dan perhatian yang dirasa ‘cukup’ untuk anak, berilah ia kebebasan untuk berekspresi tapi tetap berada dalam pengawasan orangtua.



·         Pihak Sekolah
   
Pihak sekolah pun seharusnya dapat menjadi peranan penting untuk mengurangi fenomena tawuran ini. Ketika siswanya tawuran, pihak sekolah jangan terpaku diam saja. Pihak sekolah berhak dan memiliki otoritas untuk memberikan hukuman dan tindakan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Pihak sekolah pun seharusnya memberikan ketegasan kepada siswa yang melanggar aturan tentang tawuran. Bukan malah dibiarkan dan menganggap hal tersebut adalah sebuah tradisi. Biasanya ini semua berawal ketika kita menginjakan kaki pertama di sekolah. Sebenarnya akar pemicu dari tawuran tersebut adalah berawal dari siswa sekolah itu sendiri, yap semua bisa berawal dari kegiatan pertama awal masuk sekolah yaitu Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan dimana para siswa yang baru masuk sekolah dikenalkan dengan lingkungan sekolah. Tetapi banyak yang melenceng disini. Seperti adanya sistem senioritas. Memang pada masa ini para senior berperan aktif dalam mennggalang siswa - siswa baru. Kalau ada siswa baru yang tidak disiplin, siap - siap saja kena omelan, bentakan, bahkan kekerasan fisik dari para senior. Ini yang menyebabkan kerusakan mental pada anak, jiwa anak bisa juga terguncang, mereka yang awalnya senang bisa masuk sma negeri pilihannya harus menerima kepahitan seperti itu. Akibatnya tradisi seperti terus turun menurun dari tahun ke tahun. Bagaimana tidak, siswa baru yang awalnya polos dihujani bentakan seperti itu justru merusak kejiwaannya, sehingga menimbulkan kepribadiannya berubah dari yang awalnya polos kini menjadi bringas. Kalau bisa apapun kegiatan yang dilakukan di acara MOS terus berada dibawah pengawasan guru, kalau perlu dihapus saja kegiatan seperti itu. Karena dari pengalaman gue, tidak ada untungnya. Lebih baik untuk menyambut siswa baru gelar acara yang lebih baik yang bersifat keagamaan seperti mentoring siswa melalui ceramah atau dakwah dari pak kyai atau ustadz. Hal semacam itu lebih bagus untuk pembentukan jiwa anak menjadi lebih baik untuk kearah kedepannya ketimbang acara MOS yang kadang menyimpang malah bikin kondisi mental anak menjadi tergoncang.



·         Lingkungan Main dan Sekitarnya

Seperti yang kita ketahui setiap pelajar memiliki prilaku yang berbeda, dan setiap prilaku yang terbentuk pada tiap-tiap pelajar merupakan cerminan dari lingkungan permainan yang biasanya dilakukan oleh pelajar tersebut. Seperti contoh pergaulan yang salah. Ini biasa terjadi pada anak - anak yang polos atau yang tidak mempunyai pendirian, mereka cepat sekali terpelosok masuk alur yang salah. Tak bisa menilai mana yang baik maupun buruk, bahkan tak jarang yang asal mainstream tanpa menilai nya terlebih dahulu. Ada suatu Pepatah mengatakan, 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga', dari situ sudah terjelaskan bagaimana peranan lingkungan pertemanan seorang anak sangat berpengaruh bagi prilakunya. Usia muda adalah usia yang sangat rentan untuk tergoyahkan batinnya, seorang kawan memberikan usulan, maka sang anak akan melakukannya. Menjalin pertemanan kepada siapapun tidaklah dilarang, tapi setiap tindakan memiliki batasannya tersendiri. Oleh karena itu balik lagi ke kesadaran masing - masing individu tersebut. Pikir - pikir dahulu lah sebelum memilih jalan, salah selangkah saja bisa masuk jurang kegelapan.



Semoga masalah tradisi tawuran di negara kita ini, seperti kasus diatas tidak terulang lagi dan tercabut sampai akar - akarnya. Tawuran semacam ini sebenarnya tidak ada untungnya hanya kesenangan iblis yang sesaat, pikirkanlah orangtua kalian yang telah mensekolahkan kalian sebelum bertindak suatu hal dibatas kewajaran. Masa depan kalian sangat tergantung dari diri kalian sendiri. Kokohkan lah tiang pendirian kalian, jangan terpengaruh dengan bujukan setan. Semua  ini takkan terjadi bila tingkat kesadaran anak akan dampak tawuran tinggi. Yap tuntunlah diri kita kita ke arah yang lebih baik lagi.



 
;